Jalan Panjang Tragedi Itu

Edisi: 01/27 / Tanggal : 1998-10-12 / Halaman : 56 / Rubrik : INVT / Penulis : Setiawan, Iwan , Anom, Andari Karina, Hermawan, Hardi R.


ANDERS Levinsen dan Ita Nadia beum pernah berkenalan. Keduanya tak punya hubungan apa pun. Tapi, mereka sekaligus punya kesamaan yang unik. Levinsen dan Ita akan selalu mengingatkan kita pada pemerkosaan massal perempuan Bosnia.

Dalam sebuah wawancara kepada The Guardian, akhir Desember 1992, Levinson menegaskan telah terjadi pemerkosaan massal di Bosnia. Ia menyebutkan, 30.000 hingga 50.000 wanita dinodai dan dirusak kelaminnya oleh tentara Serbia di 17 kamp pengungsi. Bekas Ketua Komisi PBB untuk Bantuan Pengunsi itu juga menjelaskan, pemerkosaan itu merupakan bagian dari usaha pembersihan etnis Bosnia yang direkayasa Serbia.

Hal yang sama dijelaskan Ita Fatia Nadia dalam sebuah wawancara pada Agustus 1998. Bukan di The Guardian, tentu saja, tapi kepada Dr. Sjahrir dalam acara televisi Info Untuk Anda. Dalam acara yang ditayangkan Indosiar pada Sabtu, 8 Agustus, pukul 07.00 itu, Ita menyebutkan pemerkosaan terhadap etnis Cina dalam kerusuhan Mei 1998 sama dengan aksi pemerkosaan massal di Bosnia.

Sebelumnya, 13 Juli 1998, koordinator divisi kekerasan terhadap perempuan dari Tim Relawan untuk Kemanusiaan ini menandatangani Dokumen Awal No. 3. Dokumentasi setebal 19 halaman ini merekam data-data pemerkosaan Mei, dilengkapi berbagai tabel. Di situ tertera korban pemerkosaan dan pelecehan seksual massal yang melapor sampai 3 Juli 1998. Jumlahnya, 168. Dari Jakarta dan sekitarnya, 152. Sisanya (16) dari Solo, Medan, Palembang, dan Surabaya.

Pernyataan ini kontan mengundang sambutan, kritik, protes, dan perdebatan. Di dalam dan luar negeri. Sebab, taruh kata, angka 168 di atas tak terbantahkan kebenarannya, inilah pemerkosaan massal paling dahsyat di Indonesia dalam sejarah abad XX. Bandingkan dengan pemerkosaan di Aceh saja, misalnya; 600 orang dalam sembilan tahun -- berdasarkan wawancara dengan Drs. Hasballah M. Saad M.S., dari Forum Peduli Hak Asasi Manusia. Dengan lain kata, angka 168 untuk pemerkosaan dalam beberapa hari kerusuhan memang luar biasa.

Banyak reaksi dan kritik muncul menyusul publikasi Tim Relawan. Kepala Kepolisian RI, Letnan Jenderal Roesmanhadi, memberi pernyataan. Menurut dia, selama tidak ada bukti, pemerkosaan itu tidak ada. Kolonel Gories Mere, Kepala Direktorat Reserse Polda Metro Jaya, kemudian muncul di televisi. Pernyataannya, "Polisi sudah menyelidik hingga 103 kasus, tapi tidak pernah kami dapatkan bukti konkrit."

Polda Metro Jaya dalam penelitian tersebut menurunkan Tim Merpati (lihat Merpati Gagal Menemui Korban). Tim penyelidik yang dikomandani Kapolda Noegroho Djajusman ini terdiri dari para polisi maupun polwan yang turun ke lapangan menyelidik para korban pemerkosaan. Sedangkan Gories Mere menjadi kepala pelaksana lapangan.

Sementara itu, di beberapa kota besar di dunia muncul sejumlah protes dan demostrasi terhadap pemerintah Indonesia. Tuntutannya, meminta pemerintah RI mengusut tuntas kasus pemerkosaan. Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Boston, Beijing, Bangkok, Hong Kong mendapat kunjungan "tamu-tamu khusus" itu di luar pagar KBRI.

Di Taipei, pejuang hak-hak perempuan, politisi, ekonom, dosen, bersama-sama mendesak pemerintah Taiwan untuk menjatuhkan sanksi ekonomi kepada Indonesia. Huang Zelling, tokoh pejuang wanita Taiwan, menyerukan bahwa pemerkosaan massal terhadap etnis apa pun harus diganjar secara pantas. Untuk Indonesia, sanksi ekonomi.

Di Hong Kong, sempat terjadi aksi pelemparan telur busuk ke gerbang Konsulat Jenderal RI. Kepala Bidang Penerangan Konsulat, Suhadi, membenarkan bahwa di Hong Kong terjadi gelombang demonstrasi terhadap pemerkosaan Mei.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Muslihat Cukong di Ladang Cepu
2008-01-13

Megaproyek pengeboran di blok cepu menjanjikan fulus berlimpah. semua berlomba mengais rezeki dari lapangan minyak…

T
Terjerat Suap Massal Monsanto
2008-02-03

Peluang soleh solahuddin lolos dari kursi terdakwa kejaksaan agung kian tertutup. setumpuk bukti aliran suap…

H
Hijrah Bumi Angling Dharma
2008-01-13

Blok cepu membuat bojonegoro tak lagi sepi. dari bisnis remang-remang hingga hotel bintang lima.