JEBOL FULUS DI JALUR BUSWAY

Edisi: 18/38 / Tanggal : 2009-06-28 / Halaman : 69 / Rubrik : INVT / Penulis : TIM INVESTIGASI, ,


EMPAT bus melaju kencang dari arah Manggarai, Jakarta Selatan, pada suatu Kamis pagi. Beriringan, mereka tancap gas menuju daerah Dukuh Atas, Jakarta Pusat. Di kaca depan empat bus itu tertempel angka 4, yang menunjukkan wilayah operasi mereka di koridor IV. Rute untuk koridor ini adalah Dukuh Atas tembus Pulogadung, Jakarta Timur. Menjelang halte tujuan akhir, wusss…! Empat kendaraan berbadan besar itu menyeruak ke luar jalur. Lalu melibas jalanan dengan gaya lazim kendaraan umum Ibu Kota yang saling sikut, jegal, klakson, kebut-kebutan dengan ugal-ugalan demi mengejar setoran.

Tempo merekam kejadian di atas dua pekan lalu—11 hari sebelum ulang tahun Jakarta, yang jatuh pada Senin ini, 22 Juni. Dengan jumlah penduduk hampir 9 juta pada 2009, Jakarta terseok-seok berbagi ruang dengan sekitar 5 juta kendaraan yang memadati sekujur jalan Ibu Kota. Bekas Gubernur Jakarta Sutiyoso tahu benar bahwa metropolis yang pernah dia pimpin selama dua periode ini sudah mirip sarden padat. Di simpul-simpul kota paling ramai, lalu lintas terkadang nyaris mustahil terurai. Sutiyoso lantas meluncurkan program busway pada 2004.

Busway, begitu tadinya niat Sutiyoso, adalah satu dari empat moda transportasi yang dia geber untuk mencairkan pekatnya kemacetan Jakarta. Tiga lainnya: monorel, waterway, dan subway. Impian Sutiyoso, entah ketinggian entah tidak, yang jelas belum kunjung tercapai. Perahu-perahu waterway teronggok tanpa daya dihajar sampah Kanal Banjir Barat. Monorel cuma tiangnya yang tegak macam monumen gagal di sepanjang Rasuna Said, antara lain. Subway masih belum jelas kabarnya. Jadilah busway satu-satunya moda—setidaknya sampai saat ini—yang diharapkan dapat memikat warga Jakarta, termasuk kelas menengah, naik bus ketimbang menyetir mobil.

Janji pemerintah Jakarta—begitu yang kita ingat—busway bakal memenuhi urat nadi lalu lintas Ibu Kota dengan keteraturan: bus melintas di jalur khusus, beroperasi dalam jadwal ketat, berhenti hanya di halte, dan jarak antarbus tertata rapi. Faktanya, menginjak tahun ke lima, polah bus khusus itu boleh dikatakan sudah mirip kendaraan umum lain di Jakarta. Sopir-sopirnya melanglang di jalanan reguler di luar jam-jam sibuk—pagi buta, tengah hari, atau malam larut—agar setoran bisa terkejar dan target kilometer terpenuhi. ”Sopir dituntut menempuh jarak sepanjang-panjangnya,” seorang petinggi perusahaan angkutan anggota konsorsium operator busway.

Kilometer tempuh merupakan kunci pendapatan operator bus. Angkutan umum lain di Jakarta dibayar berdasarkan jumlah penumpang. Operator bus Transjakarta dibayar berbasiskan jarak operasional. Badan Layanan Umum Transjakarta menjadi pengatur armada bus yang beroperasi. Badan ini menentukan jumlah bus di satu koridor pada jam-jam tertentu. Dia bisa meminta operator menurunkan semua bus mereka pada jam sibuk, dan sebaliknya membatasi jumlah bus di luar jam itu.

Gubernur Sutiyoso mulai membangun proyek busway pada 2003. Hingga kini, delapan dari 15 koridor yang direncanakan telah beroperasi. Operasi kendaraan ini disokong oleh sejumlah konsorsium. Anggotanya para ”penguasa” trayek di setiap koridor sebelum busway dibangun. Pemerintah DKI Jakarta memberi mereka hak istimewa menyediakan bus serta mengoperasikannya, dan dibayar dengan perhitungan kilometer. ”Mereka ditunjuk langsung karena dulu enggak ada yang mau (menjadi operator),” ujar Sutiyoso kepada Tempo.

Maka basis pembayaran kepada konsorsium-konsorsium pun tak berdasarkan penawaran terendah. Ini jelas terlihat ketika…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Muslihat Cukong di Ladang Cepu
2008-01-13

Megaproyek pengeboran di blok cepu menjanjikan fulus berlimpah. semua berlomba mengais rezeki dari lapangan minyak…

T
Terjerat Suap Massal Monsanto
2008-02-03

Peluang soleh solahuddin lolos dari kursi terdakwa kejaksaan agung kian tertutup. setumpuk bukti aliran suap…

H
Hijrah Bumi Angling Dharma
2008-01-13

Blok cepu membuat bojonegoro tak lagi sepi. dari bisnis remang-remang hingga hotel bintang lima.