GENERASI SIONG YANG MAKIN PUDAR

Edisi: 06/13 / Tanggal : 1983-04-09 / Halaman : 54 / Rubrik : PAN / Penulis :


ACARA Kembang Glepang Banyumasan di studio Radio Monalisa masih tetap berlangsung setiap Senin maam. Para peserta pertemuan di Jalan Melawai Raya, Jakarta Selatan itu, tentu saja para warga Banyumas yang bermukin di Jakarta. Acaranya hampir selalu sama: mengobrolkan berbagai ikhwal daerah asal mereka.

Semua pembicaraan berlangsung dalam bahasa Jawa gaya Banyumas. Sesekali diselingi pembacaan tembang, sementara hadirin menikmati suguhan yang khas: teh kental bergula batu. Tapi yang tak kalah khususnya adalah rokok siong - rokok berkelembak dan berkemenyan, yang dikenal berasal dan banyak dihasilkan daerah itu.

Namun acara yang sudah berumur 4 tahun ini, sejak Senin pekan lalu tanpa rokok siong lagi. Bukan karena rokok itu sulit dicari di Jakarta atau orang Banyumas tak ada yang tetap doyan. Semata-mata karena semangat toleransi yang tebal. "Masyarakat Jakarta banyak yang tak biasa dengan aroma klembak menyan. Ini kan bisa mengganggu," kata Susiar, 51 tahun, yang biasa dipanggil Kang Bawor. Pengasuh acara Banyumasan ini lantas mengakui terus-terang, ada sesuatu yang hilang sejak pekan lalu. "Mengisap siong, rasanya, wah ... mbleketaket (nikmat luar biasa)," tambahnya.

Bau kemenyan yang merangsang itulah yang dikhawatirkan mengganggu orang sekitar. Sebatang rokok siong yang diisap akan menyebarkan bau kemenyan yang menusuk hidung dalam jarak 5 meter. Bagi yang tak basa bisa mual atau membayangkan sesuatu yang seram. Apalagi bila para peserta satu pertemuan menghisapnya secara bersama-sama.

Toyib Harjosiswanto, 43 tahun sala seorang peserta pertemuan itu yang seharihari Satpam Departemen Kehakiman mengakui, ia mengisap siong dengan selalu memperhatikan lingkungan. "Kalau jaga malam baru saya mengisapnya, bisa sampai empat batang semalam," tuturnya. Waiau begitu ia tetap mengantungi rokok kretek biasa, jika ada temannya yang bukan orang Banyumas tiba-tiba minta rokok.

Di daerah asalnya sendiri, Jawa Tengah…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

B
BIARLAH SERIBU WARTEG BERKEMBANG
1983-02-05

Ada sekitar 10 ribu warung tegal di jakarta. ciri khasnya, murah dan merakyat, akan tetap…

G
GENERASI SIONG YANG MAKIN PUDAR
1983-04-09

Rokok siong terancam punah, pabrik satu-satunya mati, dan penggemar semakin kurang.

S
SALERO MINANG ATAU PADANG DI...
1983-05-28

Usaha mengembalikan citra restoran minang ke bentuk aslinya, sebagai langkah, dibentuk armindo (asosiasi restoran minang…