Sepotong Makassar Di Tanah Arnhem
Edisi: 30/33 / Tanggal : 2004-09-26 / Halaman : 67 / Rubrik : SEL / Penulis : , ,
DI Marege, pesisir utara Arnhem Land, para pelaut Sulawesi Selatan melabuhkan padewakang, perahu layar khas Makassar, sekitar empat abad silam. Di belahan Northern Territory itu (salah satu negara bagian Australia), mereka mencari teripang pada setiap musim berlayar setelah menempuh perjalanan panjang melintasi benua. Di sana, mereka bercampur-gaul dengan penduduk Aborigin--mempertalikan budaya, bahasa, dongeng, tradisi, dari kedua suku yang berbeda rumpun dan sejarah.
Hampir seabad sudah lewat sejak padewakang terakhir membuang sauh di Arnhem Land--dan meninggalkan jejak yang masih kuat terpatri hingga kini. Wartawan Tempo Endah W.S. menjelajah Arnhem Land pada Agustus lalu dan merekam warisan leluhur para daeng pelaut Makassar di Benua Australia.
Berikut ini laporannya.
JADI inilah Arnhem Land, tanah air suku Aborigin. Terpatri di semenanjung utara Benua Australia, kawasan itu terlihat seperti oasis tropikal dari balik jendela Cessna--pesawat mungil dengan 12 tempat duduk--yang tengah menerbangkan Tempo ke Pulau Elcho. Terumbu karang menerawang di perairan dangkal dengan warna air yang kian biru di laut dalam. Tak ada buih ombak, entah kenapa. Mungkin ombak telah pecah di tengah laut, hingga riaknya sudah pupur begitu menyapu pasir pantai. Hutan tropis dan dataran sabana sedikit kabur oleh kristal embun yang menguap di bawah matahari bulan Agustus.
Inilah Arnhem Land, tanah tempat dongeng-dongeng warisan para daeng pelaut dari Makassar berabad lampau masih dituturkan dengan setia oleh kaum tua-tua kepada generasi muda Aborigin. Di bawah sana, panorama alam sungguh mengajuk hati untuk mendekat. Sesekali jalan tanah merah yang meliuk menyembul di antara rimbun pepohonan. Dan sederet tebing cokelat tiba-tiba mengingatkan kita pada pemandangan di kartu-kartu pos.
"Indah tidak tanah kelahiranku?" ujar Charles Yunupinju kepada wartawan mingguan ini. Di antara enam penumpang, lelaki Aborigin ini satu-satunya penumpang yang bisa duduk manis selama dua jam penerbangan Darwin-Pulau Elcho. Lima penumpang lain, termasuk Tempo, serasa ingin meloncat dari jendela dan segera menyatu dengan panorama alam yang memanggil-manggil dari bawah sana. Sesaat kemudian, pesawat menjejak landasan kecil di Pulau Elcho. Ini salah satu pulau dari gugusan pulau kecil di lingkungan Arnhem Land di Negara Bagian Northern Territory.
Dari tanah ini, satu pertalian sejarah dan budaya dapat ditarik melintasi benua dan samudra menuju Makassar, nun jauh di Sulawesi Selatan. Alkisah, pelaut-pelaut…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…