Penyelidik Ham Lintas Batas
Edisi: Edisi / Tanggal : 2021-06-12 / Halaman : / Rubrik : MEM / Penulis :
SAYA mulai dimintai bantuan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada pertengahan 2009 saat masih menjadi anggota Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat. Ketika itu, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mencari ahli dari Asia untuk menyelidiki kematian mantan Perdana Menteri Pakistan Benazir Bhutto. Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Lynn Pascoe, merekomendasikan nama saya.
Saya dan Pascoe berkawan baik. Ia menyodorkan nama saya karena saya pernah menangani masalah hak asasi manusia ketika berkarier di Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Selepas menjabat duta besar di Indonesia, Pascoe menjadi Wakil Sekretaris Jenderal PBB Bidang Hubungan Politik.
Marzuki Darusman saat ditemui di kediamannya di Jakarta, 10 Juni 2021. Tempo/Nurdiansah
Komisi Penyelidikan (Commission of Inquiry) kematian Benazir Bhutto ini terdiri atas tiga orang, yaitu Heraldo Munoz, yang berasal dari Cile, sebagai pemimpin tim; Peter Fitzgerald, yang berasal dari Irlandia; dan saya. Munoz kemudian menjadi Menteri Luar Negeri Cile pada 2014-2018.
Benazir dibunuh oleh seorang pengebom bunuh diri saat berkampanye pada 27 Desember 2007 di Rawalpindi. Setahun kemudian, suaminya, Asif Ali Zardari, memenangi pemilu dan disahkan menjadi presiden, menggantikan Jenderal Pervez Musharraf. Setelah menduduki jabatan tersebut, dia meminta bantuan PBB untuk menyelidiki kasus kematian istrinya.
Namun bukan berarti pekerjaan kami menjadi lebih mudah lantaran penugasan tersebut atas permintaan presiden setempat. Bukti kematian Benazir disimpan oleh tentara. Badan intelijen di negara tersebut begitu kuat. Mereka menghalangi pekerjaan kami. Kami juga mendengar rumor bahwa kami akan diserang. Wah, itu seram. Kami harus ekstra-waspada. Kami selalu menggunakan rompi antipeluru dan diantar dengan mobil besar antipeluru. Kami pun tinggal berpindah-pindah, seperti kucing-kucingan.
Untuk menyelidiki kasus Benazir, kami meminta bantuan kepada lembaga swadaya masyarakat dan kedutaan. Kami juga bekerja sama dengan polisi Pakistan yang kurang akur dengan tentara. Mereka memberi kami bukti pembunuhan tersebut. Kami juga mendatangi tempat kejadian perkara dan melakukan rekonstruksi.
Dulu Fitzgerald adalah kepala detektif dari kepolisian Irlandia yang biasa menyelidiki serangan Tentara Republik Irlandia (IRA). Dia yang melakukan rekonstruksi tersebut sehingga kami bisa meramu teka-teki kematian Benazir. Akhirnya kami menyimpulkan bahwa yang bertanggung jawab adalah Jenderal Musharraf. Sebagai presiden, dia tidak menjalankan kewajibannya untuk melindungi calon perdana menteri yang diamanatkan oleh undang-undang. Dua tahun setelah laporan kami tersebut, Musharraf ditahan.
Sekjen PBB Kofi Annan bersama dengan Marzuki Darusman di Jakarta, Juni 2000. Dok Tempo/Rini PWI
Pada pertengahan 2010, anggota staf Ban Ki-moon kembali menghubungi saya. Saya diminta menjadi ketua tim panel ahli untuk menginvestigasi perang saudara di Sri Lanka. Anggotanya adalah Yasmin Sooka, yang merupakan pakar HAM dari Afrika Selatan; dan Steven…
Keywords: Myanmar, Korea Utara, Rohingya, Benazir Bhutto, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia | Komnas HAM, Pervez Musharraf | Pakistan, Marzuki Darusman, Derita Rohingya, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Kisah Seputar Petisi 50
1994-02-05Memoar ali sadikin. ia bercerita panjang mengenai petisi 50 dan sisi-sisi kehidupannya
KIAI HAJI ALAWY MUHAMMAD: TAK MUDAH MELUPAKAN KASUS NIPAH
1994-05-28Kh alawy muhammad, 66, tokoh ulama yang menjadi mediator antara pemerintah dan rakyat ketika terjadi…
Anak Agung Made Djelantik: Dokter yang Giat Mengurusi Seni
1994-04-09Memoar anak agung made djelantik, perumus konsep dasar seni lukis bali. ia pernah menggelar festival…