Perdagangan Anak Di Teras Jakarta

Edisi: Edisi / Tanggal : 2022-01-22 / Halaman : / Rubrik : HK / Penulis :


WAJAH Mentari mendadak murung ketika diminta mengingat kembali apa yang dialami Kejora, cucunya yang berusia 13 tahun. Kejora yang duduk di sampingnya terus menundukkan kepala. “Tak disangka cucu saya dijebak dan jadi korban perdagangan anak,” ujar perempuan 56 tahun itu kepada Tempo pada Ahad, 16 Januari lalu. 
Sehari-hari, Mentari mengasuh Kejora—keduanya nama samaran—dan kakaknya di salah satu desa di Jambi. Ibu mereka meninggal dua tahun lalu. Adapun ayah mereka pergi entah ke mana sejak Kejora masih bayi. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, Mentari berjualan kue dan sesekali membantu memasak tetangganya. 
Syahdan, telepon seluler Kejora berdering pada Sabtu pagi, 4 Desember 2021. Kepada neneknya, ia mengatakan ada orang tua temannya yang ingin berbicara. Dia adalah Rizqi, 36 tahun, ibu ARS alias RIS, 15 tahun. RIS adalah teman Kejora.

Suasana Hotel All Sedayu di Kelapa Gading, Jakarta, 21 Januari 2022/TEMPO/M Taufan Rengganis
Rizqi meminta Mentari mengizinkan Kejora ikut acara pemberian sedekah di Desa Jerambah Bolong yang berjarak sekitar 6,5 kilometer dari rumahnya. Mentari mengizinkan. “Dia bilang acara hanya sampai sore dan dia meyakinkan saya untuk tidak khawatir, karena dia akan menjaga dan mengantarkan Kejora pulang,” ucapnya mengenang.
Hingga siang berganti malam, cucunya tidak kunjung pulang. Mentari mencoba menghubungi nomor telepon Kejora, tapi tidak aktif. Mereka menghubungi semua anggota keluarga dan mencari Kejora ke Jerambah Bolong. Hingga esoknya, Kejora tak diketahui rimbanya. Berhari-hari kemudian, sepupunya melihat notifikasi akun Instagram Kejora aktif. Mereka pun menelepon Kejora lewat fitur panggilan suara di aplikasi media sosial itu.
Di telepon, Kejora menangis dan minta dipulangkan. Samar-samar terdengar suara perempuan yang menghardiknya dan meminta Kejora menutup telepon. “Kami langsung melapor ke polisi,” tutur Mentari. Tapi polisi juga tidak berhasil melacak keberadaannya.
Lima hari setelah menghilang, Kejora mendadak muncul, tapi tak sendirian. Dia bersama Mawar dan Melati—bukan nama sebenarnya—remaja perempuan sebayanya. Mereka mengaku baru saja menempuh perjalanan panjang dari Jakarta dengan bus. 

Kepada orang tua masing-masing, para remaja ini mengaku diajak ARS ke Jakarta. Yang membuat pilu, mereka juga mengaku diperkosa orang tak dikenal ketika menginap di hotel. Ditemani keluarga masing-masing, ketiganya melapor ke Kepolisian Resor Jambi. 
Kepada polisi mereka bercerita bahwa di Jakarta ARS mempertemukan…

Keywords: Pemerintah Provinsi JambiPerdagangan ManusiaPerdagangan Anakkekerasan seksualProstitusi
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

V
Vonis Menurut Kesaksian Pembantu
1994-05-14

Tiga terdakwa pembunuh marsinah dijatuhi hukuman 12 tahun penjara. pembela mempersoalkan tak dipakainya kesaksian yang…

H
Hitam-Hitam untuk Marsinah
1994-05-14

Buruh di pt cps berpakaian hitam-hitam untuk mengenang tepat satu tahun rekan mereka, marsinah, tewas.…

P
Peringatan dari Magelang
1994-05-14

Seorang pembunuh berencana dibebaskan hakim karena bap tidak sah. ketika disidik, terdakwa tidak didampingi penasihat…