Tangan Korporasi Di Luar Konsesi

Edisi: 2 Okto / Tanggal : 2022-10-02 / Halaman : / Rubrik : INVT / Penulis :


BERDIRI di tepi jalan koridor PT Wirakarya Sakti (WKS), Sopyan bin Aroni memandangi deretan akasia yang menjulang setinggi lebih dari delapan meter. Siang itu, 13 Juni lalu, semak belukar berjejal di lantai hutan tanaman ini. Pohon-pohon berbatang lurus berdiameter 15-20 sentimeter tumbuh di area perhutanan sosial yang dikelola Koperasi Pajar Hutan Kehidupan di Desa Sengkati Baru, Batanghari, Jambi.
Di sisi utara area hutan sosial itu terhampar wilayah konsesi distrik VIII PT Wirakarya. Ini perusahaan anak usaha Sinarmas Forestry, perusahaan hutan tanaman industri (HTI) terbesar di Indonesia, yang baru menanam eukaliptus untuk diolah menjadi bubur kertas. Karena itu, pada Juni lalu, pohonnya masih kecil dan pendek, pucuk-pucuknya masih merah muda. 

Foto udara tanaman eukaliptus di konsesi PT Wirakarya Sakti (kiri), berbatasan dengan tanaman akasia di areal perhutanan sosial (kanan), dan hutan alam (atas), di Desa Sengkati Baru, Batanghari, Jambi, Juni 2022. Auriga Nusantara/Fajar
Menurut Sopyan, 53 tahun, akasia Koperasi Pajar Hutan di area hutan sosial mereka semestinya sudah bisa dipanen. Usianya sudah lima tahun, usia masak tebang. “Belum bisa panen karena RKT (rencana kerja tahunan) tak kunjung keluar,” kata Ketua Badan Pengawas Koperasi Pajar Hutan Kehidupan itu ihwal rencana kerja tahunan koperasinya. Untuk bisa memanen, dokumen RKT harus disetujui oleh Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Batanghari yang membawahkan area hutan negara ini.
Koperasi Pajar Hutan, beranggotakan 50 petani, memperoleh izin pengelolaan kawasan hutan melalui skema perhutanan sosial pada 4 Oktober 2017 seluas 517,26 hektare. Skemanya hutan tanaman rakyat. Seluas 112 hektare kategori penanaman dan 111 hektare penebangan. Dari citra satelit, 443,72 hektare tutupan wilayahnya berupa hutan tanaman, sawit, dan semak belukar. Hutan alamnya tersisa 27,11 hektare.

Menurut Sopyan, ada sekitar 80 hektare tanaman akasia di tiga blok yang siap dipanen. Sebagai mitra koperasi sejak 2018, PT Wirakarya yang akan membelinya. Koperasi mendapatkan bagi hasil Rp 50 ribu per ton kayu. Jika tiap hektare berisi 1.300 batang akasia dengan volume 100 ton per hektare, koperasi akan mendapatkan Rp 400 juta. Karena akasia dipanen lima tahun sekali, tiap petani mendapatkan Rp 132 ribu per bulan. 
KPHP Batanghari baru menyetujui RKT Koperasi Pajar Hutan tiga bulan kemudian. “Kami ingin memastikan mereka konsekuen,” ujar Feri Irawan, Kepala KPHP Batanghari, pada Selasa, 13 September lalu. “RKT bukan hanya soal memanen, juga menanam kembali.”

Foto udara hutan alam dan tanaman eucalyptus di PT PT Wirakarya Sakti di Desa Sengkati Baru, Batanghari, Jambi, Juni 2022. Auriga Nusantara/Fajar
Ada empat koperasi lain yang menjalin kerja sama dengan PT…

Keywords: HTIPerhutanan SosialDeforestasiGambutHutan SosialKonsesi Hutan
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Muslihat Cukong di Ladang Cepu
2008-01-13

Megaproyek pengeboran di blok cepu menjanjikan fulus berlimpah. semua berlomba mengais rezeki dari lapangan minyak…

T
Terjerat Suap Massal Monsanto
2008-02-03

Peluang soleh solahuddin lolos dari kursi terdakwa kejaksaan agung kian tertutup. setumpuk bukti aliran suap…

H
Hijrah Bumi Angling Dharma
2008-01-13

Blok cepu membuat bojonegoro tak lagi sepi. dari bisnis remang-remang hingga hotel bintang lima.